Rabu, 06 Maret 2013

CERPEN : the meaning of a smile and tears

Malam ini aku tak bisa tertidur, fikiranku kacau terbayang-bayang semua tentangnya, aku hanya duduk terdiam memandangi sudut ruang kamarku. Kucoba tuk pejamkan mata agar bisa terlelap dalam mimpi tapi bayangan tentangnya selalu saja menghantui otakku. Kufikir aku telah menyesal telah menyianyiakan seseorang yang berharga dihidupku.

aku dengan bahri hanya berteman biasa, kami berdua sering jalan-jalan kemana saja, sampai pada suatu waktu dia nembak aku dikelas yang sepi hanya kami berdua, dipegangnya tanganku dan berkata, "ririn kamu mau gak jadi cewe aku?" menatapku dengan mata tajam penuh pengharapan, aku yang terkaget menjadi salah tingkah dan tak tau harus berkata apa, barhi kembali bertanya padaku, "rin, kok kamu diem? kamu mau gak jadi cewe aku? mulai dari pertama kita kenal sampai sekarang aku selalu berharap bisa jadi pacar kamu". tiba-tiba tring....tring...tring....bel berbunyi tanda akan dimulainya pelajaran, teman-temanku berdatangan masuk kelas, "huh...untung aja belnya bunyi, aku gak tau harus jawab apa...akh pusing" ucapku dalam hati, dari awal jam pelajaran sampai pulang sekolah aku terus terbayang perkataan bahri yang tadi pagi.

sepulang sekolah aku hanya berjalan sendiri dilorong yang sepi kebetulan rumahku tidak jauh dari sekolah, ditengah ketenangan suasana kudengar suara dari kejauhan memanggil namaku

"rin...ririn...tunggu" panggil bahri berlari dari kejauhan sambil melambaikan tangannya ke arahku
"kenapa kamu, kok lari-lari?" tanyaku dengan jantung berdegup kencang, aku takut bahri akan menanyakan hal yang sama seperti yang tadi pagi dia katakan.
"huh...huh...capek rin" ucap bahri sambil menghembuskan nafasnya secara teratur.
"abisnya kamu sih...kenapa lari-lari gitu? kayak dikejar anjing aja" ucapku menertawakannya.
"gimana rin, pertanyaan aku tadi pagi?" tanya bahri kembali menatapku
"mmm...gimana yah....? nanti aja deh aku jawab, aku mau mikir dulu okey bye" jawabku memukul pundaknya.

Saat malam tiba aku mulai beranjak menuju tempat pembaringanku yang begitu nyaman, tiba-tiba ponselku berbunyi 1 pesan baru dari bahri, aku segera membacanya dalam hati "rin...bidadariku yang cantik, good night yah have a nice dream, aku mohon agar kamu bisa menjawab pertanyaanku secepatnya", isi pesan singkat yang dikirimkan bahri kepadaku.

2 hari kemudian aku dan bahri resmi pacaran, hari-hari bahagia kulalui dengannya, suka duka selalu kami jalani berdua. tapi ketika hubungan kami telah berjalan 2 bulan, aku merasakan ada yang bahri sembunyikan dariku, kini dia selalu menghindar dariku, kalo dia janji padaku dia selalu ingkar, telat datangnya bahkan kadang juga dia gak bisa datang dengan beribu alasan yang tidak masuk akal, tapi saat itu aku masih berfikiran positif karena aku gak mau bertengkar gara-gara masalah kecil.

Minggu pagi aku berniat mengajak bahri jalan-jalan ke pantai karena aku juga gerah dengan tugas-tugas sekolah yang numpuk, aku pun segera menelfon bahri tapi gak tau kenapa telfonku gak diangkat-angkat. Entah apa karena aku emosi atau lagi bete ama dia sampai-sampai aku mengirimkan dia pesan singkat yang isinya "kamu kenapa sih? Ditelfon gak diangkat, di sms gak dibales ...kalo kamu udah gak ada waktu buat merhatiin aku yaudah kita putus aja...maaf kalo smsku ganggu, kamu gak usah balas yah sms aku".

1 minggu kemudian dia nelfon aku, dia minta maaf atas semua kesalahan yang dia lakukan, tapi karena aku emosi dan lagi badmood, aku gak mau maafin dia. Selang beberapa jam ponselku berdering, aku gak tau itu telfon dari siapa karena nomornya belum tersave dikontakku, kuangkat telfon tersebut

"maaf ini siapa yah?" tanyaku penasaran
"ini benar dengan nak ririn?" kata orang tersebut
"iya...saya sendiri, emang ini dengan siapa?" tanyaku lagi kepada orang tersebut
"ini mamanya bahri nak, bahri bilang dia minta maaf atas semua kesalahannya kepada kamu nak" ucap mama bahri yang nampaknya sangat cemas
"maaf tante, tapi bahri udah ngecewain aku untuk kesekian kalinya, dan aku tidak bisa diperlakukan seperti ini terus, sekali lagi maaf tante" ucapku meneteskan air mata
"tapi bahri, bahri bilang sama tante kamu harus maafin dia nak sebelum dia pergi untuk selamanya, dia mau maaf dari kamu" kata mama bahri yang suaranya serak, sepertinya dia menangis
"maksud tante apa? Untuk yang terakhir apa tante?" tanyaku khawatir
"bahri di diagnosa oleh dokter menderita penyakit kanker otak stadium 4" balas mamanya bahri menjelaskan semua yang terjadi
"gak mungkin...gak mungkin!!!tante pasti bohong" ucapku tak henti meneteskan air mata.
"sekarang bahri ada dirumah sakit, kata dokter hidupnya tidak lama lagi" ucap mamanya bahri semakin menangis

Aku menangis dan menjatuhkan ponselku, aku merasa bersalah ama bahri segera ku hapus air mataku dan bergegas kumenemui bahri dirumah sakit, setibanya dirumah sakit kulihat sekujur tubuh yang telah ditutupi kain putih yang bersih, butiran air mataku semakin deras membasahi pipiku, dalam hatiku sangat teramat menyesal melakukan hal yang begitu bodoh. Ketika mataku mulai sembab gara-gara nangis, tiba-tiba seseorang memukul pundakku dari belakang, seorang wanita paruh baya tapi aku tak tau siapa dia, kucoba bertanya kepadanya

"maaf tante siapa yah?"tanyaku dengan air mata yang masih menetes
"seharusnya tante yang nanya, kamu siapa? Kamu apanya rendy?" tanya wanita tersebut kepadaku
"maaf rendy siapa yah tante?" kembaliku bertanya aku heran mendengar perkataan wanita itu
"ini anak saya rendy, yang meninggal karna penyakit jantung" ucap wanita tersebut
"apa?" kuterkaget dan langsung membuka balutan kain putih tersebut, aku kaget ternyata orang aku tangisi bukan bahri
"maaf tante, aku kira ini keluarga aku yang menderita penyakit kanker otak" ucapku tertunduk malu menghapus air mataku
"iya gapapa nak" ucap wanita tersebut tersenyum padaku

Aku berjalan keluar mengusap pipiku yang masih basah, dari kejauhan kulihat seorang laki-laki terduduk lemah diatas kursi roda, kurasa aku mengenalnya, yah dia adalah bahri, aku menagis berjalan menghampirinya dan ketika aku berada didepannya, kujatuhkan lututku dan kupegang tangannya yang hangat

"maafin aku" ucapku meneteskan air mata
"minta maaf untuk apa? Seharusnya aku yang minta maaf karena gak bisa bahagiain kamu" ucapnya lemah memegang pipiku
"maafin aku...selama ini aku selalu menekan kamu, maksa-maksa kamu buat lakuin apa yang aku mau" jawabku lagi pasrah menundukkan kepalaku
"udah...ini semua salah aku rin, aku sayang banget ama kamu, aku gak mau kamu ninggalin aku...tapi apa dayaku, hidupku tak lama lagi dan aku mau disisa hidupku bahagia bersamamu" ucapnya kembali tersenyum menghapus air mata yang jatuh dipipiku, aku tersenyum dan langsung beranjak memeluk tubuhnya yang hangat, tiba-tiba dia menjerit kesakitan kulihat dia memegang ubun-ubunnya, aku sangat khawatir berlari kesana kemari meminta bantuan, dan akhirnya kutemui seorang dokter dan kuberitakan yang terjadi pada bahri, kami pun segera berlari ketempat bahri berada.

Selang beberapa jam aku baru dibolehkan masuk menjenguk bahri, kupandangi tubuh lemah yang terbaring tak sadarkan diri, kusentuh wajahnya yang pucat, kupegangi tangannya yang semakin panas,
"maafin aku...aku gak mau liat kamu sakit...aku mau kamu temani aku selamanya" ucapku dalam hati

2 minggu kemudian

pagi yang cerah aku duduk termenung sendiri didalam kelas yang sepi, aku terbayang masa ketika bahri menyatakan cintanya padaku, tak sadar air mataku menetes. Tiba-tiba...aku dikagetkan dengan sentuhan lembut yang ternyata itu adalah bahri,
"pagi-pagi udah ngelamunin apaan?" tanya bahri yang nampak terlihat sehat
"kok kamu disini, bukannya kamu harus istirahat" aku heran melihatnya
"haha...gini sayang, 1 minggu yang lalu aku dioperasi, aku dan mamaku sengaja ngerahasiain ini ke kamu supaya kamu gak khawatir, 5 hari sesudahnya aku lakuin pemulihannya dirumah aja dan alhamdulillah aku udah bisa kayak dulu lagi" ucapnya tersenyum, aku yang bahagia langsung memeluknya, "aku sayang ama kamu, aku gak mau kamu ninggalin aku" ucapku bahagia
"aku juga sayang, aku sayang ama kamu"

Tring...Tring...tring...bel berbunyi tanda akan dimulainya pelajaran, teman-teman yang lain mulai berdatangan.

Sejak saat itu gak ada lagi pertengkaran diantara mereka, mereka sekarang lebih memaknai arti cinta setelah kejadian ini. malahan mereka terpilih jadi best couple disekolah mereka.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar